Apa Itu Bisnis Co-Living? Peluang dan Caranya!

Bisnis599 Dilihat

Konsep bisnis co-living memang begitu populer di Indonesia. Tapi Anda yang tertarik dengan bisnis properti perlu tahu, kalau potensi bisnis yang satu ini ternyata menjanjikan loh!

Apalagi di era yang semakin modern ini, kebutuhan akan hunian yang nyaman dan praktis menjadi salah satu hal yang banyak di butuhkan. Memang sih, bisnis co-living ini belum se-ngetrend co-working space yang sudah banyak sekali digandrungi khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dll.

Belum banyak yang tahu bagaimana konsep dari co-living itu sendiri. Maka dari itu mari kita kupas seperti apakah konsepnya, bagaimana potensi dan cara untuk memulai bisnis ini.

Apa Itu Co-Living?

Apa Itu Bisnis Co-Living inilah Peluang dan Caranya
Sumber gambar : unsplash.com/ Kara Eads

Sederhananya, hunian co-living ini mirip dengan kos-kosan dimana ada ruang bersama yang bisa di gunakan untuk semua penghuni. Seperti dapur, kamar mandi dan ruang tamu bersama. Tapi tentu ada bedanya!

Co-living memiliki konsep kos-kosan ala international class. Ada perbedaan antara co-living space dengan kos-kosan pada umumnya, terutama soal pengelolaan properti yang lebih profesional dan desain yang elegan. Di tambah lagi dengan fasilitas yang lebih lengkap seperti ruang gym bersama dan rooftop garden. Bahkan ada juga yang memiliki aktifitas komunial yang di adakan secara rutin untuk para penghuni.

Trend hunian co-living sedang menjadi trend di negara-negara maju seperti Inggris. Hunian tersebut sangat menarik, terutama di kalangan milenial dan gen Z yang jumlahnya lebih banyak saat ini. Sehingga banyak para developer yang mengembangkan hunian sewa berkonsep co-living disana.

Kenapa sih konsep hunian ini banyak digemari, terutama di kalangan milenial dan gen Z?

Sebagai seorang investor maupun pengusaha, kita perlu tahu bagaimana potensi bisnis ini terutama di negara kita. Apakah bisnis ini benar-benar potensial kedepannya? Atau hanya laku beberapa saat dan akan hanya jadi angin lalu saja?

Yuk kita langsung bahas saja di poin selanjutnya!

Potensi Bisnis : Kebutuhan Hunian Sewa Selalu Tumbuh

Kita semua tahu kalau kebutuhan akan hunian sewa akan selalu ada dan bertumbuh. Apalagi bagi para minlenial dan Gen Z yang jumlahnya lebih dari setengah penduduk Indonesia yang belum mampu membeli hunian sendiri. Mereka biasanya perlu bekerja namun ingin memiliki hunian sewa yang nyaman dan praktis.

Bahkan saat awal pandemi tahun 2020 yang lalu, permintaan hunian co-living di Rukita (salah perusahaan penyedia co-living di Indonesia) melonjak 2,5 kali lipat.

Baca yuk, Tips Ampuh Bisnis Properti dengan Modal Pas-Pasan

Ada beberapa alasan, kenapa hunian bersama dengan konsep co-living space banyak di sukai oleh kalangan milenial dan gen Z, diantaranya karena :

1. Desain Interior yang Sesuai Selera

Hunian co-living space biasanya menyasar pasar di kalangan mahasiswa dan para profesional. Khususnya bagi mereka yang belum memiliki dana untuk membeli properti ataupun belum menemukan pilihan properti yang tepat.

Biasanya co-living space di desain semenarik mungkin untuk para milenial dan Gen Z. Oleh karena itu, interiornya tidak norak atau kumuh. Dalam hal ini, co-living bisa menyalurkan keinginan mereka untuk tinggal di tempat dengandesain yang sesuai selera dan gaya hidup. Walaupun selera desain masing-masing orang mungkin bermacam-macam namun pada umumnya memiliki pola.

Ada yang suka desain minimalis dan clean, ada yang suka dengan vibe yang aesthetic, desain bernuansa alam dengan di ruangan yang mendapatkan banyak cahaya alami, dan desain-desain lainnya. Co-living space biasanya bisa menyediakan desain interior yang sesuai selera sehingga penghuni merasa lebih nyaman.

2. Ruang Bersama Mengurangi Pekerjaan Rumah

Alasan lainnya mengapa co-living seringkali menjadi pilihan adalah karena dengan adanya ruang bersama bisa mengurangi beban pekerjaan rumah. Kalau di rumah sendiri, dapur, ruang tamu, taman, ruang cuci harus di bersihkan sendiri.

Nah dengan hunian co-living, tidak demikian. Tugas bisa di bagi-bagi atau di bentuk tim piket. Bahkan di co-living tertentu di sediakan pula asisten untuk membereskan semuanya. Bagi mahasiswa dan profesional, hal ini tentu merupakan sebuah previllage.

3. Punya Akses ke Berbagai Properti di Dalam Rumah dengan Mudah

Dengan tinggal di co-living space juga membuat penghuni tidak perlu merogoh kocek membeli properti untuk tinggal. Sebab tv, sofa, peralatan dapur, kulkas, hingga alat-alat gym bisa di akses dengan mudah. Kondisinya juga sangat terawat sehingga nyaman di gunakan. Biasanya terdapat cctv juga untuk menjaga keamanan di lingkungan rumah.

Para penghuni bisa merasakan tinggal di dalam hunian berfasilitas lengkap tanpa. Walaupun begitu, semua penghuni wajib menjaga properti yang berada dalam co-living. Karena properti di kelola secara profesional sehingga terdapat perjanjian penggantian properti jika rusak dengan ketentuan yang sudah di sepakati.

4. Tempat yang Pas Untuk Bersosialisasi

Para milenial dan gen Z bisa disebut juga sebagai generasi yang sudah di sibukan dengan teknologi. Namun bukan berarti mereka tidak butuh bersosialisasi secara real dalam kehidupan nyata. Walaupun butuh space pribadi, kebutuhan akan tempat yang kondusif dalam bersosialisasi juga sangat tinggi.

Dibanding tinggal di apartemen yang cenderung lebih individualistis, co-living bisa menjadi tempat yang pas untuk bersosialisasi. Karena mereka bisa bertemu dengan penghuni lain di dalam rumah di ruangan bersama. Ada juga yang biasanya memiliki kegiatan komunitas misalnya acara berbeque rutin atau acara lainnya.

5. Lebih Flexible

Fleksibilitas adalah hal yang sangat erat dengan kebutuhan anak-anak muda zaman sekarang. Tidak mau ribet katanya.

Berbeda dengan tinggal di rumah sendiri, jika ada suatu hal yang mengharuskan kita pindah tempat tinggal maka penghuni bisa dengan mudah pindah. Tidak perlu membawa perabotan besar seperti pindahan rumah. Cukup bawa koper saja dan selesaikan urusan administrasi dengan pengelola.

Trend Co-Living dan Desain Interiornya di Negara Lain

Trend co-living di negara-negara lain sudah berkembang pesat. Contohnya saja di Amerika, Australia, Singapura dan juga India.

Sebenarnya hunian co-living di Negeri Paman Sam ini bukanlah hal yang asing. Anak muda di sana biasanya menjadikan co-living sebagai pilihan yang biasa di pilih saat merasa “sudah saatnya” pindah dari rumah orangtua. Apakah itu untuk berkarir, mengenyam pendidikan, atau karena alasan hidup mandiri.

Namun sekarang, co-living di sana hadir dengan konsep yang lebih modern. Slaah satu penyedia co-living terkenal di Amerika adalah Common. Common menyediakan fasilitas maupun desain ruangan yang sesuai dengan karakter penghuninya. Bisnis co-living ini tersebar di San Farnsisco, Seattle, New York dan kota lainnya.

Selain Common, penyedia hunian co-living terkenal lainnya di Amerika adalah Quarters. Mereka menyediakan unit co-living untuk para pekerja digital nomads, mahasiswa dan profesional di seluruh dunia.

Cara Memulai Bisnis Co-Living

Cara memulai Bisnis Co-Living
Sumber gambar : unsplash.com/ Medienstürmer

Bagi sebagian orang, untuk mendapatkan semua itu harga yang lebih mahal di banding kos-kosan pada umumnya tidak menjadi masalah. Karena kebutuhan akan hunian sewa yang lebih nyaman itu nyata terutama untuk masyarakat urban.

Dibanding apartemen yang perlu mengeluyarkan biaya lain-lain dan jatuhnya jadi lebih mahal, co-living space menjadi paket lengkap yang di pilih banyak milenial dan gen Z. Kedepannya kota-kota sekitar Jakarta akan menjadi salah satu alternatif tempat tinggal yang potensial di bangun co-living dengan hadirnya MRT.

Nah, bagi Anda tertarik bisa menyimak beberapa skenario memulai bisnis di bawah ini!

1. Bisa Merubah Kos-kosan yang di Miliki Menjadi Co-Living Space

Skenario pertama untuk memulai bisnis ini, bisa saja dengan merenovasi ruang kos-kosan Anda menjadi co-living space kekinian. Anda bisa mengkonsultasikan soal desain kepada seoarang desain interior profesional agar hasilnya lebih memuaskan.

Tambahkan beberapa fasilitas yang lebih komperhensif dalam hunian co-living yang sedang di bangun. Misalnya, jasa kebersihan, laundry, layanan Netflix dll. Untuk ini Anda memang butuh mengeluarkan modal yang mungkin tidak sedikit.

Namun jika co-living sudah bisa di pasarkan dan berhasil menarik pasar yang di bidik, Anda bisa balik modal. Tentu ini bisa menjadi awalan Anda untuk mengembangkan co-living lainnya hingga seperti penyedia co-living profesional di luar negeri.

2. Menjadi Investor Co-Living Space

Jika Anda bukanlah pengembang langsung di bidang properti yang membangun co-living maka Anda bisa menjadi investornya. Para pengembang memiliki beberapa opsi dalam bisnis co-living ini. Mereka bisa menjadi pihak pembangun, sementara modalnya dari Anda dengan sistem bagi hasil maupun penjualan hunian setelah jadi.

Di luar negeri sudah ada perusahaan marketplace penyedia co-living yang membuka kerjasama investasi pada unit-unit yang di kembangkan. Semoga di Indonesia juga perusahaan semacam ini juga bisa dikembangkan dalam waktu dekat.

Baca yuk, Keuntungan Investasi Properti Bagi Pemula, Jenis dan Tipsnya

3. Membangun Co-Living Space dari Awal

Skenario ketiga untuk memulai bisnis co-living space ini adalah dengan membangunnya dari awal. Ketika modal sudah terkumpul dan memungkinkan Anda membangun co-living space Anda.

Jangan lupa untuk meriset lokasi dengan cermat. Lokasi-lokasi pinggiran yang mungkin saat ini di nilai tidak strategis, bisa saja kedepannya justru menjadi lokasi paling tepat untuk hunian sewa co-living space. Apalagi jika perkembangan transportasi kian pesat, maka tidak ada alasan untuk memaksakan diri berdesak-desakan di Jakarta, saat bisa tinggal nyaman di co-living space kota sekitarnya.

Alternatif lainnya, Anda juga bisa bekerja sama dengan rekan yang juga ingin terjun dalam bisnis ini. Misalnya rekan Anda bekerja di bidang desain interior, lalu rekan lainnya di bidang arsitektur, lalu Anda dan rekan lainnya adalah pemilik modal utama. Dengan begitu bisnis ini di miliki bersama dengan nilai saham yang di sepakati.

Penutup

Tertarik terjun di bisnis co-living space? Jika iya, persiapkan semuanya mulai dari sekarang dengan matang. Bisnis ini diprediksi akan terus semakin melesat seiring berkembangnya zaman.

Tidak ada yang tidak mungkin jika semuanya di rencanakan dengan realistis. Anda bisa mengembangkan skenario bisnis co-living di atas seusatu konteks Anda masing-masing. Jika sekarang Anda sendiri adalah penikmat hunian co-living space, siapa tahu suatu hari bisa menjadi salah satu pemiliknya?

Itulah ulasan tentang bisnis properti yang kemungkinan punya potensi besar kedepannya di Indonesia. Semoga menjadi inspirasi bagi Anda yang sedang mencari ide bisnis potensial di bidang properti!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *